25 Mei, 2008

SALAH DIDIK SOAL PANGAN


Kompas edisi Jum'at 23 Mei 2008 mewartakan diskusi di dalam Seminar yang diselenggarakan oleh Puslit Biologi LIPI bekerjasama dengan Plant Resources of South East Asia Association (Prosea) hari Kamis 24 Mei 2008 di IPB Bogor, dengan judul "Sumber Daya Hayati dan Pertanian: Mengapa Potensi Hayati Belum Termanfaatkan?".

Menarik disimak pendapat panelis IPB (Edi Santosa, Departemen Agronomi dan Hortikultura) yang mengatakan ; Krisis pangan dunia akibat masuknya pialang ke bursa komoditas, seharusnya membawa berkah bagi Indonesia, yang keanekaragaman hayatinya luar biasa (megadeversity).

Sejak dicanangkannya Revolusi Hijau (1960), pertanian cenderung fokus pada peningkatan produktivitas pangan primadona yaitu; padi, jagung dan kedelai. Tanaman pangan tradisional seperti "suweg, iles-iles, sagu dan ubi jalar (*telo rambat)" telah diberi stigma negatif yakni kemiskinan dan kemelaratan.

Di Jepang, pendidikan cara makan (shokuiki) di ajarkan sejak abad ke 18 (jaman restorasi Meiji) sampai sekarang. Sehingga timbul rasa malu kalau belum berkarya (belum melakukan pekerjaaan) sudah makan terlebih dahulu, dan hal ini ditandai dengan keluarnya keringat seletelah bekerja keras yang menjadi kebanggaan mereka.

Lain halnya dengan kita, yang justru menyuburkan anekdot "belum makan namanya kalau belum makan nasi", dan bangganya bukan main keluar keringat setelah makan,.....eeehhmm mohon jangan bertanya sudah berkarya/melakukan pekerjaan atau belum saat akan makan.

Seharusnya stigma negatif (dalam pendidikan) tentang bahan pangan pokok segera dihilangkan seperti pembelajaran di Sekolah Dasar yang menyampaikan bahwa "pisang adalah makanan monyet" bahkan saya saat masih anak-anak dilarang makan pisang (gedang ijo) yang ada di bagian tepi tandan (lirang) dengan alasan pisang yang besar itu sudah menjadi haknya si "buto ijo". Wallahualam, siapa si Buto Ijo tersebut.

Menurut panelis lain dalam seminar tersebut (Justika S Baharsyah) kita harus berhati-hati menerapkan kebijakan menggantikan bahan bakar fosil (yang tak terbarukan seperti halnya minyak bumi) dengan bahan bakar terbarukan (biofuel).
Jangan terpeleset lagi biofuel diproduksi dari bahan pangan seperti halnya dari jagung atau singkong, karena hal ini kontradiktif dengan KETAHANAN PANGAN itu sendiri.
Jangan terpeleset lagi membiarkan calo dan tengkulak bergentayangan di dalam kehidupan keseharian petani kita, sehingga saat panen, harga gabah anjlok serendah-rendahnya (sak pol-pole) sedangkan saat musim tanam dan musim semi harga benih serta harga pupuk na'udzubillah mahalnya.

Kita semua tahu hal itu, karena kita pernah sukses mengelola pangan dan memperoleh penghargaan serta dicontoh oleh banyak bangsa lain di dunia (era Wijoyonomic di awal Orde Baru), akan tetapi mengapa kita "tak mampu/tak mau" mengulangi kesuksessan itu (tanpa harus mengulangi kekurangannya)?.
Itulah pertanyaan orang awam terhadap perubahan politik, lho.... kalau begitu kita harus berkorban demi pilihan politik?, apakah memang kita sudah siap makan politik saja? .
Demi harga diri sebagai konsekuensi kesepakatan WTO? waaah kalau yang ini ada cuplikan beritanya sebagai berikut;
Lee Kyung Hae Ketua Kelompok Tani Korea Selatan, rela mati diujung bayonet Petugas Keamanan Mexico, saat dirinya melakukan protes keras terhadap berlangsungnya Konferensi Internasional WTO, di Cancun 10 September 2003 yang lalu. Mengapa? karena protes kerasnya terhadap kebijakan WTO yang tidak berpihak kepada petani miskin tidak pernah digubris.
Mengapa suara petani miskin tidak digubris WTO? berikut cuplikan tulisan dari pemerhati WTO : Telah terjadi ironi bagi negara berkembang anggota WTO, karena negara harus tunduk menjalankan kuwajiban di bawah WTO, akan tetapi perusahaan-perusahaan swasta multinasional-lah yang lebih menikmati keuntungannya. Demi kepentingan perusahaan raksasa lintas negara itulah pemerintah negara berkembang terpaksa mengikuti perundingan keras peraturan global, dan sangat mungkin mengorbankan kepentingan rakyat kecil atau petani miskin (Hira Jhamtani, 2005)
Dan saya yakin hal itu tidak dilakukan oleh pengambil kebijakan di bidang ekonomi, perdagangan dan pertanian demi gengsi, karena .......hanya "pendidikan dan kepedulian" beliau yang bisa menjawab!.
Menutup tulisan ini perkenankan saya menuliskan kembali syair lagu yang selalu kita nyanyikan saat di sekolah dulu (kok jadi sentimentil gini yaah) ;
TANAH AIR
Tanah Air ku tidak kulupakan
Kan terkenang sepanjang hidupku
Walaupun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai Kau kan kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan
Kau kan kubanggakan.

Sekali lagi "Wallahualam bissawab" yang mana saja yang salah didik soal pangan.


sumber: al. Kompas, Mei 2008, http://alumnisma1kediri69.blogspot.com/

23 Mei, 2008

BANGKITLAH PEMUDAKU!


Sebegitu besar dan pentingnya peranan anak muda di dalam melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih baik, telah direkam oleh sejarah bangsa ini, sejak merintis kemerdekaan di tahun 1908 sampai pada mereformasi arah pengisian kemerdekaan di tahun1998.
Tak heran bila Bung Karno lebih memilih menggenggam kekuatan bara api semangat seribu pemuda yang akan beliau gerakkan untuk memindahkan gunung Semeru (Mahameru) ke tempat Indonesia sejahtera, adil dan makmur.
Dan sekarang di saat seratus tahun "awal babak baru" kebangkitan kita sebagai bangsa merdeka (20 Mei 1908 - 20 Mei 2008)kembali kita HARUS BANGKIT UNTUK MEMERDEKAKAN PIKIRAN KITA DARI BELENGGU KETIDAKFAHAMAN AKAN ARTI "MERDEKA".
Perkenankan saya mengutip ucapan Deddy Miswar melalui layar kaca RCTI yang diputar berulang sejak 20 Mei 2008 pukul 21.05 wib, berupa URAIAN KATA INDAH SEKALIGUS HEROIK, BAHKAN MENGGELITIK nurani anak bangsa yang faham akan arti "MERDEKA" sebagai berikut;
Bangkit itu susah, susah melihat orang susah , senang melihat orang senang.
Bangkit itu takut, takut korupsi, takut makan yang bukan haknya.
Bangkit itu mencuri, mencuri perhatian dunia dalam prestasi.
Bangkit itu marah, marah bila martabat bangsa diinjak.
Bangkit itu tidak ada, tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa.
Bangkit itu malu, malu menjadi benalu, malu karena minta melulu.
Bangkit itu aku, untuk bangsaku.
* dan....Bangkit itu berbuat, berbuat sesuatu untuk mewujudkan secara nyata cita-cita bangsa merdeka yang benar-benar menikmati kesejahteraan bangsanya secara merata!.
Selamat pemudaku, selamatkan bangsa ini dengan gelora semangatmu untuk merdeka!.
Cijantoeng Tiga Jakarta, medio Mei 2008

21 Mei, 2008

PIDATO HARDIKNAS 2008

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2008, berikut saya tampilkan secara utuh transkrip pidato Presiden Republik Indonesia saat berada di Kampus Universitas Airlangga, Senin 12 Mei 2008.
Sebagai alasannya yang pertama isi pidato tersebut menyangkut pemikiran srategik tentang arah pendidikan kita ke depan yang sangat perlu kita ketahui bersama, dan yang kedua (tentu karena) Universitas Terbuka (UT) menjadi bagian dari pidato tersebut yang memperoleh apresiasi dari Presiden Republik Indonesia. Ini membuktikan bahwa Presiden mencantumkan UT di dalam pidato strategiknya, karena beliau tahu serta faham tentang kredibiltas UT di banding Open University lainnya di tingkat dunia!. Dan yang ketiga karena di dalam pidato tersebut tertuang secara terbuka kebijakan publik serta responsibility pihak pemegang mandat rakyat, dalam upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan bangsa.
Sudah tidak sabar ingin membacanya?, berikut kutipan dari sumber aslinya http://www.presidensby.info/. "Selamat menikmati".

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2008 UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
12 MEI 2008

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Saudara Menteri Pendidikan Nasional, beserta para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para unsur Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Saudara Gubernur Jawa Timur dan para Pimpinan, serta Pejabat yang bertugas di Jawa Timur, baik dari unsur Eksekutif, Legisatif, Yudikatif maupun TNI dan POLRI, para Gubernur, Bupati dan Walikota yang turut hadir pada acara ini, para Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,
Yang saya hormati para Saudara Rektor Universtas Airlangga dan para Pimpinan Perguruan Tinggi, Lembaga Pendidikan yang hadir pada acara ini,
Yang saya muliakan para Sesepuh dan para Pejuang Pendidikan, para Maha Guru, para Dosen, para Guru yang saya cintai, para Mahasiswa, para Siswa yang saya sayangi,
Hadirin sekalian yang berbahagia dan Saudara-saudara sebangsa dan setanah air dimana pun Saudara berada yang mengikuti acara kita hari ini melalui tayangan televisi yang saya cintai dan saya muliakan,
Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur hari ini dapat bersama-sama memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2008.

Saya menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Prof. DR. Bambang Sudibyo tadi, Menteri Pendidikan Nasional, pemilihan Jawa Timur sebagai tuan rumah Hardiknas tahun ini tepat, karena Jawa Timur adalah Provinsi yang berprestasi dalam pembangunan pendidikan. Penunjukan Universitas Airlangga untuk menjadi tuan rumah dalam acara Peringatan Hardiknas kali ini juga tepat, karena setelah saya berkunjung 8 bulan yang lalu, hari ini saya mendapatkan penjelasan universitas ini terus membangun diri menjadi salah satu pusat keunggulan yang membanggakan.

Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya cintai,
Kalau tadi Mendiknas menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berprestasi di akhir sambutan beliau. Saya akan memulai sambutan ini dengan terlebih dahulu menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pejuang-pejuang pendidikan yang telah bekerja keras meningkatkan pendidikan kita. Pertama-tama atau saya mulai dari ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada Saudara Mendiknas dengan semua jajaran pemerintahan pusat dan daerah yang terus berupaya dan bekerja keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Yang kedua, kepada para Pemimpin Daerah, Gubernur, Bupati, Walikota yang juga menunjukkan prestasi yang tinggi hingga hasilnya makin dirasakan. Saya juga berterima kasih kepada para Pimpinan Daerah karena memiliki kemampuan telah mencapai 20% anggaran pendidikan yang digunakan untuk meningkatan pendidikan di daerahnya masing-masing. Saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para siswa, pelajar yang meraih prestasi yang gemilang dan membanggakan dalam berbagai kompetisi, baik di dalam maupun di luar negeri. Setiap kali putra-putri Indonesia meraih prestasi, medali emas atau penghargaan yang sederajat, maka setiap kali itu pula, lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di seluruh dunia, Merah Putih berkibar di tempat-tempat itu. Ini sungguh membanggakan. Kalau pelajar dari Republik Rakyat Tiongkok bisa, kita juga harus bisa.
Sering disebut-sebut pelajar dan mahasiswa dari India dan dari Singapura sering mencetak prestasi yang tinggi, Indonesia juga harus bisa. Dan ini telah kita buktikan. Berlomba-lombalah dalam berprestasi, dalam mengharumkan nama bangsa kita, dalam meningkatkan citra Indonesia di luar negeri. Saya senang mendengar kelompok musik kita menjuarai kejuaraan musik internasional berkali-kali. Saya senang pemain bola voli Indonesia menjuarai pertandingan SEA Games beberapa saat yang lalu, dan sejumlah prestasi yang dapat diukir oleh kita semua. Sekali lagi, majulah terus, ukirlah prestasi karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, putra-putrinya memiliki keunggulan yang tidak kalah dengan putra-putri bangsa manapun juga.
Saya juga berterima kasih kepada lembaga-lembaga pendidikan, universitas yang juga telah masuk peringkat world class university, ini membanggakan, termasuk Universitas Terbuka. Lima, sepuluh tahun mendatang, saya ingin jumlahnya lipat dua kali dan insya Allah ini bisa, kalau sama-sama kita perjuangkan. Dan ucapan terima kasih serta penghargaan juga saya sampaikan, dan ini yang sangat penting adalah kepada para guru yang bertugas di daerah terpencil, para guru yang bertugas di pulau-pulau terdepan, para guru yang bertugas di daerah perbatasan, para guru yang bertugas di daerah tertinggal, termasuk para Camat dan Kepala Desa yang mengemban misi di daerah-daerah itu dan termasuk pula para tutor untuk pendidikan non formal. Mereka adalah pahlawan dan pejuang-pejuang pendidikan yang sejati.

Hadirin yang saya muliakan,Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai,
Hardiknas Tahun 2008 ini memilih tema, ”Hardiknas sebagai bagian dari peringatan 1 abad kebangkitan bangsa”. Saya nilai pemilihan tema ini tepat, benar, dan relevan dengan semangat bangsa, semangat kita untuk terus membangun hari esok yang lebih baik. Tanggal 20 Mei yang akan datang, insya Allah saya akan menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam kapasitas saya sebagai Kepala Negara. Dalam pidato itu akan saya ingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa ke depan kita harus meningkatkan upaya membangun kemandirian bangsa, daya saing bangsa, dan peradaban bangsa yang terhormat. Tiga hal itu sangat penting, sangat fundamental dalam kehidupan bangsa kita.
Kemandirian.
Kita ingin makin ke depan dengan sumber daya yang kita miliki, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, infrastruktur, pengalaman membangun, warisan sejarah dan lain-lain. Kita akan menjadi bangsa yang lebih mandiri, bangsa yang saya istilahkan self generating, self developing nation. Mari kita betul-betul meningkatkan kemandirian kita.
Kedua, daya saing.
Kalau kita ingin menang dalam era globalisasi, kita harus memiliki daya saing yang tinggi. Kalau kita ingin menjadi bangsa yang maju, developed country, developed nation, maka kita harus memiliki critical mass, lapisan anak bangsa yang memiliki keunggulan dan daya saing yang tinggi. Mengapa? Kebijakan dasar kita di bidang pendidikan, grand policy kita adalah kita meratakan pendidikan bagi semua putra-putri bangsa tanpa terkecuali, termasuk mereka yang tidak mampu, agar memiliki kemampuan pangkal, bisa memilih profesi dan menjalani kehidupannya untuk hidup lebih layak. Ini adalah persoalan keadilan, justice, pendidikan bagi semua. Namun yang kedua, agar bangsa Indonesia betul-betul menjadi bangsa maju, sekali lagi kita memerlukan the critical mass, satu lapisan anak bangsa yang memiliki keunggulan. Dengan demikian, bisa menarik bangsa kita, membangun masyarakat maju, advanced society, masyarakat berpengetahuan, knowledge based society, dengan demikian menjadi negara maju pada abad 21 ini bukan hanya mimpi belaka, tetapi merupakan tujuan yang dapat kita wujudkan bersama. Jangan kita menjadi bangsa yang permisif, jangan menjadi bangsa yang lunak terhadap diri kita sendiri. Bangsa yang permisif terhadap dirinya, termasuk dalam dunia pendidikan, bangsa yang lunak, tidak akan pernah berhasil menjadi bangsa yang maju.
Yang ketiga, bersamaan
Dengan 1 abad Kebangkitan Nasional, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia juga untuk betul-betul membangun peradaban bangsa yang terhormat, peradaban bangsa yang mulia, civilization yang baik. Mari kita pertahankan, kita bangun dan lestarikan nilai dan jati diri bangsa Indonesia yang baik. Mari kita pertahankan, kita bangun terus karakter atau watak bangsa Indonesia yang makin baik, agar makin ke depan bangsa kita makin dihormati oleh bangsa-bangsa yang lain. Itu semua dapat dibangun melalui pendidikan nasional, pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Saudara-saudara, oleh karena itu, di berbagai kesempatan, saya senantiasa mengingatkan akan tujuan pendidikan yang kita jalankan dewasa ini.
Ada 2 tujuan kembar dalam pelaksanaan pendidikan yang kita laksanakan.
Pertama, bagaimanapun kita harus men-transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, agar manusia Indonesia menjadi manusia yang berkemampuan dan unggul. Tetapi jangan lupa, tujuan kembar yang satunya lagi ("yang kedua") adalah kita ingin membentuk nilai dan karakter bangsa yang unggul, bangsa yang memiliki semangat dan etos kerja, bukan bangsa pemalas, bukan bangsa yang mudah menyerah. Kita juga ingin membangun karakter bangsa yang tangguh, yang ulet, yang sanggup menghadapi berbagai persoalan, ujian dan tantangan. Kita juga ingin membangun karakter bangsa yang memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu yang tinggi, intellectual curiosity, yang akhirnya melahirkan manusia-manusia yang kreatif dan inovatif. Dan tidak kalah pentingnya, kita ingin melalui pendidikan di berbagai tingkatan, di berbagai jenis, kita ingin meningkatkan karakter manusia Indonesia yang rukun satu sama lain, sayang-menyayangi satu sama lain, memiliki toleransi dan dapat hidup secara harmonis dengan saudara-saudaranya di seluruh tanah air. Itulah tujuan kembar dari pendidikan yang kita laksanakan. Itulah hakekat dari character building yang harus terus kita lanjutkan di negeri tercinta ini.
Oleh karena itu bagi para pengelola pendidikan, para pimpinan perguruan tinggi dan sekolah-sekolah, para guru besar, pada dosen, para guru, semua haruslah terus-menerus memastikan bahwa sistem pendidikan kita tepat dan benar, kurikulumnya pun cocok, metodologi, termasuk sistem evaluasi juga kena dan semua aspek yang bisa betul-betul menghasilkan anak didik yang pandai, berdaya saing dan yang berkarakter kuat, bermental tangguh. Itulah yang terus-menerus harus kita jalankan.
Kita ingat agar arah pendidikan nasional selalu tepat sasaran.

Saudara-saudara,
Sebagaimana yang disampaikan oleh Saudara Mendiknas tadi, sebagaimana pula yang sering saya sampaikan di berbagai kesempatan, bahwa sasaran riil, sasaran konkret dalam pembangunan pendidikan 5 tahun terakhir ini adalah dengan kemampuan yang ada, kita ingin pendidikan kita makin bermutu, makin berkualitas, kita ingin pendidikan kita makin bisa dijangkau, kita ingin pendidikan kita makin ke depan justru makin murah dan yang miskin gratis. Itulah tujuan dan sasaran yang terus kita upayakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan penerimaan negara, sejalan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita tingkat pusat maupun tingkat daerah. Mari terus kita lanjutkan reformasi dan pembangunan di bidang pendidikan. Mari terus kita lakukan upaya meningkatkan kesejahteraan guru, termasuk kualitas dan kapasitasnya. Mari terus kita lakukan upaya, pusat dan daerah meningkatkan prasarana dan sarana pendidikan. Sejalan dengan kemampuan kita, mari terus kita tingkatkan anggaran pendidikan. Kita ingin terus memperingan biaya pendidikan, sebagaimana disampaikan tadi program BOS dan BOS untuk buku, bantuan khusus untuk murid, bantuan operasional untuk manajemen mutu, beasiswa dan lain-lain.
Alhamdulillah, sudah 70,3% murid SD, SMP atau pendidikan keagamaan yang setara dapat kita bebaskan dari pungutan operasional sekolah. Tentu kita ingin, kita tambah, kita perluas dan kita perbesar. Ini wujud nyata dari kecintaan kita, kepedulian kita, keseriusan kita dalam dunia pendidikan. Saya mengajak Saudara bersama-sama melanjutkan ini semua, mengatasi masalah, mencari terobosan-terobosan, dan mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang tepat.

Hadirin sekalian yang saya hormati,Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai,
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, tadi malam saya menerima dokumen atau usulan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang ditandatangani oleh Saudara Adri Suyanto, yang berjudul “Dari mahasiswa untuk solusi permasalahan bangsa”. Proposal itu, pikiran itu, saya baca dengan seksama. Atas semuanya itu, saya berikan respon sebagai berikut, Yang pertama, setelah saya baca 2 kali paper itu, maka saya menangkap semangat, ketulusan dari kaum mahasiswa untuk mengkritisi kehidupan negaranya, termasuk untuk menyampaikan gagasan dan solusi. Dalam pengantarnya bahkan disebutkan, mahasiswa tidak ingin terjebak dalam politik partisan, kecuali mengangkat idealisme, menyuarakan kepentingan yang berlaku bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Saya berikan penghargaan yang tinggi terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa Unair dan saya baca konon juga menjadi pikiran dari Badan Eksekutif Mahasiswa perguruan-perguruan tinggi yang lain. Dalam pokok-pokok pikiran itu ada 7 isu yang diangkat. Tujuh-tujuhnya saya anggap permasalahan penting, sesungguhnya tujuh-tujuhnya itu pula yang menjadi agenda, kebijakan, dan langkah-langkah Pemerintah dan Non Pemerintah untuk mengatasinya. Tidak semua persoalan di negeri ini menjadi kewenangan Presiden, ada yang menjadi tugas dan kewenangan lembaga-lembaga lain, misalnya Legislatif, Yudikatif, dan sebagainya. Tentu saja Lembaga Eksekutif, Pemerintah memiliki peran yang paling luas untuk mengelola kehidupan di negeri kita ini.
Tujuh isu yang diangkat adalah BEM Unair ingin aset-aset strategis, sumber-sumber daya alam, tambang, energi dan sebagainya itu betul-betul dikelola dengan baik untuk sebesar-besar kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Itulah sebabnya kita menertibkan apa yang sedang kita kelola ini, tentu ada perjanjian-perjanjian, kontrak-kontrak yang telah terjadi berpuluh-puluh tahun sejak pemerintahan-pemerintahan yang terdahulu, manakala itu semua masih cocok, tentu harus kita lanjutkan. Apabila ada yang tidak adil, harus kita lihat bersama-sama bagaimana lebih adil lagi. Yang jelas sekarang ke depan dalam mengelola sumber daya alam itu, baik oleh putra-putri bangsa maupun dalam kerjasama dengan negara-negara sahabat mesti kita pastikan harus membawa sebesar-besar untuk keuntungan rakyat kita. Saya minta dukungan dari semua untuk memastikan itu terjadi.
Isu yang kedua, diangkat kasus BLBI dan kasus korupsi. Itu juga menjadi agenda Pemerintah, mana yang wilayah Pemerintah, mana yang wilayah pengadilan, mana yang wilayah Kejaksaan, Kepolisian, mana yang wilayah KPK, kita sama-sama hormati sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tetapi yang jelas, pemberantasan korupsi, penegakan hukum dan keadilan terus kita jalankan. Saya pun minta dukungan dan kontrol dari Saudara-saudara semua.
Isu yang ketiga, diinginkan pendidikan dan kesehatan terus dilakukan, makin berkualitas, makin terjangkau dan makin bisa dipenuhi pembiayaannya. Itu juga menjadi agenda kita. Sangat sering saya jelaskan program-program itu.
Isu yang keempat, pangan dan energi. Saya setuju 100% dan itu yang sedang kita jalankan, meningkatkan ketahanan energi, meningkatkan produksi pangan, mengingat keadaan dunia sering tidak bersahabat, sebagaimana yang kita alami sekarang ini.
Kemudian dikatakan isu kelima, kebutuhan pokok rakyat hendaknya bisa dipenuhi, termasuk harga yang terjangkau. Itulah yang sedang kita lakukan ketika harga pangan meroket, harga minyak meroket, bagaimana kita mencari solusi agar bahan-bahan pokok itu tetap ada dalam persediaan dan kemudian harganya bisa dijangkau. Kebijakan stabilisasi harga yang dilakukan Pemerintah dengan mengeluarkan dana bertrilyun-trilyun tujuannya tiada lain, agar harga itu meskipun dunia harganya menggila, kita tidak mendapatkan beban yang terlalu berat.
Yang keenam, reformasi birokrasi dan pemberantasan mafia peradilan. Saya setuju, mari kita jalankan, ini berlaku bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, berlaku bagi Lembaga Eksekutif, Yudikatif dan lembaga-lembaga yang lain.
Dan yang terakhir, ketujuh adalah lingkungan. Saya sudah sampaikan berkali-kali, mari kita selamatkan lingkungan, Indonesia dulu baru bersama-sama menyelamatkan dunia. Mari kita hijaukan, cegah penggundulan, berantas illegal logging dan berbagai tindakan yang merusak lingkungan hidup kita.
Itu semua adalah untuk generasi yang akan datang, untuk anak cucu kita, untuk masa depan Indonesia yang sama-sama kita cintai.

Hadirin sekalian, Saudara-saudara,
Saya sudah merespon 7 hal itu, teruskan para mahasiswa untuk terus berkontribusi, memberikan pandangan-pandangan yang kritis, apalagi dengan solusi seperti itu dan tetaplah bersifat non partisan, pertahankan idealisme dan tidak perlu terjebak dalam politik kekuasaan, sebagaimana yang Saudara cantumkan dari tadi dalam proposal yang disampaikan kepada saya.

Demikianlah Saudara-saudara, sekali lagi saya ucapkan selamat kepada insan pendidikan atas Hari Pendidikan Nasional Tahun 2008 ini. Mari kita lanjutkan perjuangan kita, meningkatkan pembangunan pendidikan, membangun manusia unggul menuju masa depan Indonesia sebagai bangsa yang maju, adil, dan sejahtera. Sekian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
*****Biro Pers dan MediaRumah Tangga Kepresidenan

18 Mei, 2008

FUTURE SCHOOL SINGAPORE


Tahun lalu (Mei 2007), saat diminta menjadi moderator pada Seminar Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional di Balai Kartini Jakarta, Saya sudah mengingatkan teman-teman pelakon pendidikan internasional, bahwa Singapura tidak tinggal diam setelah banyak calon siswa mereka yang berasal dari Indonesia beralih ke program pendidikan bertaraf internasional di dalam negeri.Salah satu upaya Singapura waktu itu adalah meninggalkan standar mutu internasional "CAMBRIDGE" yang digunakan oleh sekolah-sekolah kita di dalam negeri, dengan standar baru Singapura yang di desain memiliki keunggulan di atas standar CAMBRIDGE.
Dan seperti biasa reaksi teman-teman peserta seminar dan pelakon Sekolah Internasional yang hadir ternyata "tidak bereaksi, bahkan nyaris EGP (Emang Gua Pikirin), atau lebih pantas ditulis disini sebagai omongan orang aneh". Bagi saya perlakuan seperti itu sudah menjadi kebiasaan, karena seringnya pikiran saya dianggap aneh-aneh dan tidak dipahami. Sebagai contoh adalah ceramah saya di Aula Masjid Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta tahun 2005, dihadapan para Kepala-kepala SMA Negeri se Jakarta, saya mengungkapkan perkembangan ekonomi yang spektakuler dari China dan India sebagai dampak positif kontribusi pembangunan sektor pendidikan yang juga sangat maju. Saat itu tidak satupun seorang peserta seminar/ceramah yang tertarik untuk menanggapinya, bahkan ada yang bergumam apa hubungannya tugas Kepala Sekolah dengan kemajuan ekonomi dan pendidikan China dan India?. Sungguh saya memang harus lebih banyak lagi belajar..."bersabar"...untuk menunggu, atau memang apa yang ada di benak saya saat itu salah tempat dan salah waktu.

Hari ini ( Sabtu, 17 Mei 2008) saya memperoleh informasi Koran SINDO yang merilisnya dari salah satu Media Corp Singapura yaitu surat kabar ToDAY (www.todayonline.com) tentang SEKOLAH MASA DEPAN di SINGAPURA yang sudah pernah saya dengar dan ketahui sejak tahun 2005 melalui seorang pembicara tamu dari Singapura (Pak Chong) dengan informasinya tentang IDE CENTRE sebagai induk dari Technoprenership yang sedang berkembang saat itu.SEKOLAH MASA DEPAN yang sedang digarap di Singapura, merupakan sekolah yang berbasis ICT (Information Communication and Technologi) secara riil. Artinya seorang pembelajar akan terfalitasi kebutuhan belajarnya dengan sarana ICT yang ada, seperti halnya berkomunikasi langsung via internet dengan pakar sains biologi saat sang pembelajar berada di Kebun Binatang sambil secara aktif melaporkan aktivitas pengamatannya melalui note-book komputer yang ada di tangannya, sementara pembelajar yang berhalangan hadir mengikuti studi ekskursie di lapangan, dapat menggunakan fasilitas ICT sehingga seolah-oleh dirinya juga sedang berada di hutan atau kebun binatang sebagai "habitat" dari objek biologi yang dipelajari.
Ruang Kelas disini bisa secara mendadak berubah menjadi "hutan virtual" sehingga siswa dapat meneliti spesies yang tidak pernah mereka temukan di dalam lingkungan rumah mereka, serta mendiskusikannya (via internet) bahkan dengan para ahli klasifikasi hewan maupun tumbuhan sekalipun. Inilah yang disebut dengan Kelas Empat Dimensi dari Sekolah Masa Depan. Kelas yang mampu memfasilitasi praktikum kimia, tanpa bahan kimia dan tanpa takut terjadi kerusakan atau ledakkan sebagai akibat kesalahan reaksi, karena dilakukan secara "maya" melalui tangan-tangan yang aktif memegang "gambar/bayangan" peralatan kimia (tabung reaki, pipet, corong, erlen meyer, statif, pipa ukur), lengkap dengan perubahan warna hasil reaksi serta simulasi asap serta bau yang ditimbulkannya. Laboratorium yang didukung oleh solusi teknologi bagi berlangsungnya PEMBELAJARAN KREATIF memang didesain sebagai laboratorium dengan fungsi multi-sensor disertai fasilitas ICT yang dapat meniru berbagai macam lingkugan yang dibutuhkan pembelajar, sudah dapat dinikmati oleh para siswa mulai akhir tahun 2008 ini. Tak kurang dari 4 Konsorsium Internasional melibatkan diri ke dalam mega proyek spektakuler ini seperti Hewlett-Packard dari Inggris, Sing Tel, ST Technologies dan CIVICA, dengan biaya tak kurang dari $ 80 juta Singapura. Proyek ini sedang dipersiapkan di 5 Future School yaitu Beacon Primary, Canbera Primary, Cresent Girl's School, Hwa Chong Institution dan Jurong Secondary, termasuk pelatihan bagi para Guru yang akan siap melayani proses pembelajaran secara profesional.Salah satu pejabat pada Kementerian Pendidikan Singapura, DR.Koh Thiam Seng mengatakan "ICT akan menghapuskan kendala sekat 4 sisi dinding kelas di sekolah dengan peluang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar siswa melalui fasilitasi secara utuh" (holistic).
Sebelum tahun 2005, saya pernah meminta kepada pihak-pihak di sekolah untuk berani melakukan perubahan layanan laboratorium konvensional IPA dengan "VIRTUAL LAB" melalui ruang audio visual dengan bermodalkan hard-ware in-focus dan PC Computer dan soft-ware praktikum IPA di sekolah.Kelebihan virtual lab antar lain keleluasaan manipulasi serta keamanan bekerja serta murahnya biaya yang terbebas dari bahan kimia (yang sangat mahal harganya).
Salah satu kelemahannya adalah rendahnya aktivitas kinestikal sebagai dapat dominasi penggunaan jari-jari diatas keyboard komputer, namun sekarang sudah dapat tereduksi dengan aktivitas maya model "touchscreen" pada gambar/bayangan objek benda yang dipegang atau digerakkan.

Kalau saat ini ratio penggunaan komputer di sekolah kita baru pada posisi 1:20.000 maka dalam waktu singkat kita berupaya merubahnya (secara spektakuler??) menjadi 1:20, walaupun negara miskin di Afrika seperti Nigeria dan Rwanda sudah memulai proyek ONE LAPTOP PER CHILD (OLPC).
OLPC (satu laptop untuk setiap anak) atau The Children's Machine atau XO-1 atau Laptop $100 adalah sebuah program penyediaan laptop dengan harga terjangkau untuk anak-anak di seluruh dunia, khususnya anak-anak di negara berkembang, dengan harapan bahwa mereka dapat mengakses pengetahuan dan pendidikan modern melalui ICT, sehingga tidak terjadi KESENJANGAN DIGITAL. Dikemudian hari OLPC menjadi nama dari sebuah organisasi nirlaba yang dibentuk oleh anggota MIT Media Lab. Organisasi ini bertugas mendesain , membuat dan mendistribusikan laptop yang dimaksud. Program ini diprakarsai oleh Nicholas Negroponte.Laptopnya sendiri berupa komputer mini yang membutuhkan tenaga sangat minim, menggunakan flash memory menggantikan hardisk, serta menggunakan linux sebagai sistem operasinya basicnya. Dalam perkembangan terakhir, Produsen software terbesar di dunia Microsoft Corp telah memodifikasi sistem operasi Windows XP sehingga dapat dijalankan pada laptopXO buatan yayasan OLPC(semula laptop XO hanya dioperasikan dengan sistem open source SUGAR yang berbasis LINUX dengan alasan biaya/harga) LaptopXO dilengkapi dengan Mobile ad-hoc networking yang akan digunakan untuk memungkinkan beberapa laptop dapat mengakses internet secara bersama-sama dari satu akses internet saja.LaptopXO OLPC ini akan dijual kepada pemerintah-pemerintah negara berkembang yang berminat (namun ternyata AS juga memesannya) yang kemudian akan dibagikan secara cuma-cuma kepada setiap anak di sekolah. Harga awal diharapkan berkisar US$135-140 (sekitar Rp 1.200.000,- dengan kurs Rp 9000/US$ 1) dan ditargetkan bisa mencapai US$100 (sekitar Rp 900.000,- dengan kurs Rp 9000/US$ 1) pada tahun 2008.
Pada Februari 2007, Quanta Computer, sebagai kontraktor pembuat proyek mengatakan bahwa mereka sudah mengkonfirmasi pesanan untuk satu juta unit di beberapa negara pemesan. bahkan mereka mengindikasikan bisa mengirim lima juta hingga 10 juta unit dalam waktu 1 tahun karena tujuh negara sudah berkomitmen untuk membeli XO-1 untuk anak-anak sekolahnya.Negara-negara itu adalah Argentina, Brazil, Libya, Nigeria, Rwanda, Thailand dan Uruguay. Namun pemerintahan junta militer Thailand membatalkan partisipasi negaranya . setelah mereka mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer pada tahun 2006.
Tahun 2008 pesanan laptopXO berkembang menjadi lebih luas, mencakup negara-negara seperti :Argentina ,Brazil ,Kamboja ,Costa Rica ,Republik Dominika ,Mesir ,Libya ,Nigeria Pakistan ,Rwanda ,Tunisia Amerika Serikat (terutama negara bagian Massachusetts dan Maine) dan Uruguay.

Karena proyek OLPC menggunakan prosesor Geode buatan AMD, maka Intel memutuskan untuk menciptakan Classmate PC yang mengusung prosesor Celeron sebagai kompetitornya. Prototipe laptop ini menggunakan layar LCD berukuran 7 inci. Classmate PC berbeda dengan OLPC. Classmate menyertakan modul TPM (Trusted Platform Module) dari Infineon Technologies yang memungkinkan pemasangan sistem operasi Windows XP Embedded dari Microsoft. Di sinilah letak perbedaan tujuan kedua proyek besar itu.
Proyek Classmate dimaksudkan untuk menyediakan teknologi paten tanpa kompromi yang dapat digunakan untuk memasuki lingkungan komputasi lebih tinggi (kebanyakan berbasis Windows, sedangkan OLPC bertujuan memperkenalkan anak-anak kepada sebuah lingkungan perangkat lunak open-source yang gratis dan bisa dimodifikasi sendiri sesuka hati mereka).
Intel memgumumkan bahwa mereka sedang mendiskusikan nota kesepahaman dengan pemerintah Meksiko untuk menyuplai 300.000 laptop. Seakan tidak mau kalah, pemerintah Brazil juga sedang mempertimbangkan pembelian Classmate PC atau OLPC. Pemerintah Brazil menegaskan bahwa mereka akan tetap menggunakan sistem operasi berbasis Linux, tidak peduli laptop apa yang akhirnya dipilih. Intel juga sudah memastikan akan mengirim laptop ini dengan bundel sistem operasi Mandriva Linux.

Lalu kapan Indonesia melibatkan diri dalam program tersebut, mengingat sekolah masa depan kita juga tak akan mungkin menghindar dari ICT?.
Terserah bagaimana kita mensikapinya, apakah tetap terdiam dan terpaku karena ketidak fahaman, atau memang sudah menjadi hobby menurun yang lebih senang menonton saja.

Ya Ampuuuuuun.....geregatan sendiri aku!!!!

15 Mei, 2008

SUSUNAN PENGURUS IKA UT JAKARTA

SUSUNAN PENGURUS WILAYAH JAKARTA
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA (IKA UT-JAKARTA)
MASA BAKTI 2006 – 2010

Ketua : Drs. DARSANA SETIAWAN, M.Si./ Email : darssetia@yahoo.co.id
Wakil Ketua : RIYANTO, SE/Email : ryandjpln@yahoo.com
Sekretaris : J. TRIWIYANTO, SE / Email :
cri_tri@telkom.net
Wakil Sekretaris : SUMIYATI, S.Sos./Email : yati_id@mediabanc.info
Bendahara : Dra. ENDANG PUDJO
Wakil Bendahara : WIDIASTUTI, SE
SEKSI-SEKSI :
A. Seksi Organisasi & Kelembagaan :
1. Drs. Dwi Djaya, MPd.
2. Sarono, SE, MM
B. Seksi Pendidikan, Ilmu & Teknologi :
1. Dra. Tabhita, M.Si
2. Drs. Agus Pribadiono,SH,MH
3. Erwan,SE
C. Seksi Usaha :
1. Dra. Rumiyati
2. Ir. Agus Junaedi, SE
3. Dapit A.L,SE
D. Seksi Pengembangan Profesi & Penerapan Ilmu
1. Drs. Abdul Hamid, M.Si
2. Dra. Yang Faria Childa, M Sc.
3. Choisah Effendi, S.Si, MM
E. Seksi Humas :
1. Sri Minanti P.N., S.IP
2. Rohman Bahari,S.Sos
3. Yahya, SE
F. Seksi Pengabdian Masyarakat & Sosial :
1. Drs. E. Sunarya
2. Abni Warahana, S.Sos
G. Seksi Olah Raga & Kesehatan; Seni & Budaya
1. Natim, S.IP
2. Yosi Susanto, SE

13 Mei, 2008

PRESIDENTIAL LECTURE FEATURING BILL GATES CHAIRMAIN MICROSOFT CORPORATION


Saya sempat menonton langsung via chanel TVone tayangan kegiatan KULIAH KEPRESIDENNAN tersebut, namun setelah saya membuka berbagai laporan kegiatannya via internet, saya tertarik untuk mengcopy berita yang berasal dari http://www.ipb.ac.id disertai editing disana-sini sehingga lebih enak dibaca dan mungkin perlu (bagi yang ingin tahu) ;
Sekitar 1400 peserta undangan hadir pada kuliah umum dalam ajang Presidential Lecture yang menampilkan Bill Gates, Presiden Microsoft Corporation di Jakarta Convention Center Jum'at (9/5/2008), yang diawali dengan presentasi Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyuno. Dari kalangan mahasiswa, hadir pula berbagai perguruan tinggi di Indonesia antara lain dari UI, ITB, ITS, dan lain-lain serta berbagai kalangan pemerintah, CEO-pimpinan perusahaan, maupun dari para wakil asosiasi bisnis. Mengambil judul presentasi "The Second Digital Decade", Bill Gates dengan penuh semangat menyampaikan perkembangan teknologi informasi dunia dalam pengaruhnya terhadap kehidupan masa depan umat manusia, di bidang hiburan, pendidikan, reaseach dan medis. Banyak contoh yang dibawakan Bill Gates dalam presentasinya dan salah satunya adalah ketika bercerita tentang anak perempuannya yang sedang bersekolah dengan selalu membawa PC (notebook). "Anak saya kerap mengirim e-mail untuk bercerita tentang kejadian sehari-harinya dan mengirimkan nilai yang diperolehnya," ujar Bill Gates. Selain itu beliau juga bercerita tentang keinginannya untuk dapat memvideokan kuliah para profesor di dunia dan selanjutnya di on line kan ke internet, sehingga semua mahasiswa bisa belajar dari pakar kelas dunia dimanapun dia berada . Khusus di Indonesia yang sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian, Bill Gates menggambarkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi (TI) dapat membuat bidang pertanian Indonesia menjadi lebih maju. Bill Gates menyampaikan bahwa melalui penyebaran TI, informasi pertanian dapat dengan mudah diterima oleh seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau. Salah satu kejadian yang membuat para peserta 'kuliah umum' terkesan adalah ketika Bill Gates mendemokan software astronominya yang diberi nama microtelescope. Microtelescope memungkinkan kita berimaginasi dengan keaadaan luar angkasa. Dalam demo tersebut ditampilkan bagaimana kita mampu menjelajah isi galaksi disertai dengan tampilan-tampilan yang menarik. Bahkan, seorang anak SD pun terlihat mampu membuat presentasi dengan perangkat lunak tersebut dalam menjelajah galaksi. Usai kuliah ditampilkan presentasi singkat dari Tim Aksara ITB yang berhasil menjuarai ajang perlombaan perangkat lunak yang diselenggarakan oleh Microsoft dengan karya "Perangkat Lunak Bagi Kalangan Buta Aksara". Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, Menteri Perdagangan RI, Dr. Mari Elka Pangestu selaku pemandu hanya memberi kesempatan kepada 5 orang peserta yaitu Bapak Gatot Suwondo (Dirut BNI), Rene Patirajawane (wartawan Kompas), James Riyadi (CEO Lippo Group), dan dua orang perwakilan mahasiswa. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang mahasiswa tentang tips dan trik menjadi orang sukses di usia muda, Bill Gates menegaskan, sekolah adalah saat yang paling tepat untuk memenuhi segala keingintahuan kita semua. "Agar masa sekolah dapat dipergunakan secara optimal, maka setiap siswa perlu melakukan program magang di berbagai perusahaan, sebagai bekal merintis sendiri bisnisnya kelak," ujar Bill Gates. Meski tidak menyelesaikan sekolahnya, Bill Gates tidak menyarankan tindakannya untuk diikuti. Dengan tegas, Bill Gates mengatakan, sekolah adalah kesempatan penting untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan, Oleh karena itu jangan sampai disia-siakan sekolah. Selain itu beliau juga menegaskan betapa pentingnya peran orang tua dalam mendukung cita-cita seorang anak. Ia mencontohkan bagaimana orangtuanya memberikan sebuah komputer sebagai kado di hari ulang tahunnya dan terus mendorongnya untuk maju, misalnya dengan memberi izin dia untuk membuka usaha bengkel komputer di bekas garasi rumahnya. Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi itu sangat mudah, asal kita sangat senang dengannya. "Kembangkan imaginasi yang kita miliki, dan kemudian sumbangkan pengetahuan itu untuk memajukan bangsa," sambung Bill Gates sambil menutup jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan peserta. Selama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi kepala negara, telah dilangsungkan empat kali "Presidential Lecture" antara lain diberikan Geoffrey Sachs, Direktur Proyek Millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Millenium Development Goals (MGDs), Nicholas Stern begawan ekonom Inggris yang sekaligus Penasihat Perubahan Iklim dan Pembangunan untuk Pemerintah Inggris. Selanjutnya mantan Perdana Menteri dan mantan Menteri Keuangan Pakistan, Shaukat Aziz yang menyampaikan tentang pembangunan di Pakistan, dan Muhammad Yunus dari Bangladesh--Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006--tentang tentang kredit mikro. Dengan demikian, Bill Gates menjadi Presidential Lecture kelima, dan seandainya saat Alvin Tofler datang dan memberikan pemikirannya di depan khalayak Indonesia, saat itu SBY sudah menjabat presiden pastilah acara tersebut ikut menjadi presidential Lecture. Kita tunggu tamu bermutu berikutnya ....
(sumber :Dir.Kemahasiswaan ipb/man) dari http://www.ipb.ac.id/

Komentar saya : Tulisan tersebut mudah-mudahan mampu mengikis kesempitan berpikir "bahwa komputer hanya otoritas mahasiswa jurusan komputer atau matematik saja, karena pada dasarnya komputer adalah alat bantu untuk (belajar) mencapai tujuan". Laporan ini juga sekaligus memperkuat kewaskitaan Alvin Tofler yang pernah mengatakan ( 15 tahun yang lalu) bahwa akan terjadi penguasaan 3 panggung dunia yaitu "Optic Fibre", "Biotechnologi" dan "Information Communication and Technology/ICT". Saya merasa bersyukur telah menangkap isyarat Alvin Tofler tersebut, sehingga memuatnya di dalam buku mata pelajaran Biologi SMA kelas 3 yang saya susun bersama teman-teman MGMP Biologi dan diterbitkan oleh Penerbit Lontar Mas Jakarta.
AKU JUGA BISA dan ANDA PASTI BISA JUGA!!
cerio.........
Salam dari pengelola blog ; Darsana Setiawan.