30 Agustus, 2008

ALBUM MUNAS II IKA UT 2008









Gambar dari atas ke bawah :
(1) Peserta Munas II Ketua IKA UT Jakarta (Bp.Drs.Darsana Setiawan,M.Si) serta
(2) peserta dari Jember (Bp.Siswantoro,S.IP),
(3) Pengurus bari IKA UT Periode 2008-2013 (Ketua Umum , Sekjen, Ketua Bid ICT, Ketua Bid Organisasi dan Ketua Bid.SDM)
(4) Pembantu rektor III UT didampingi pimpinan UT lainnya.
(5) Pak TRIWIYANTO, SE (sekretaris IKA UT Jakarta) dan Pak Pardosi (dari IKA UT Yogja) serta peserta dari IKA UT Jember Jatim, diantara peserta MUNAS II.
(6) Ibu DR.BRA Moeryati Soedibyo,M.Hum (Wakil Ketua MPR RI) Alumni andalan UT sedang berpidato di Pembukaan MUNAS II,
(7) Prof.DR.Atwi Suparman,M.Sc Rektor UT saat pembukaan MUNAS II IKA UT
(8) Rektor UT sedang memberikan ucapan selamat kepada peserta MUNAS II IKA UT
(9) Pimpinan Sidang Pleno MUNAS II IKA UT 2008 dari kiri ke kanan Bp Drs. Tri Mei R (Ketua IKA UT Banjarmasin sbg Anggota Pimpinan Sidang), Bp Drs.Darsana Setiawan,M.Si (Ketua IKA UT Jakarta sebagai Ketua Sidang) dan Bp. Habibul SIP (sekr IKA UT Mataram selaku Sekretaris Sidang)


TEMPEnya diTEMPO (VERSI BARU)


Sabtu pagi, 26 Januari 2007 Trans TV menyiarkan berita yang "mengejutkan tapi tidak mengherankan". Kepolisian di Surabaya berhasil menemukan hasil grebegan sebanyak 13.500 (tigabelas ribu lima ratus) Ton kedelai impor, di dalam Gudang PT "CI" yang menurut sinyalemen awal dari "informan", semestinya ada sekian kali lipat dari yang ditemukan. Mengejutkan karena kedelai impor dengan tiga unit mesin pembersih kedelai tersebut bisa melenggang beroperasi di saat seluruh bangsa ini sedang "ngap-ngapan" mencari kedelai untuk pembuatan tahu dan tempe yang mulai melangit harganya, serta berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di beberapa perusahaan tahu atau tempe di tanah air. Ulah penimbun kedelai sebagai bahan pangan rakyat seperti ini, kalau di jaman "dulu" langsung dikenai tuntutan hukum yang bernama pasal "subversi ekonomi", sehingga para cukong penimbun bahan pangan tidak dapat lagi terlepas dari "pasal maut" yang mengerikan, lantaran tindakannya dapat "menyengsarakan rakyat banyak" . Kakak kandung saya yang sedang belajar di Universitas Brawijaya, ketika pulang kuliah dari dosen luar biasanya di Universitas Gadjah Mada Yogjakarta pada tahun 1977, sempat mampir ke rumah saya di Solo, dan menyampaikan kesan yang mendalam tentang perkuliahan dari dosennya begini "bangsa ini harus melindungi rakyat kecil yang jumlahnya lebih banyak dan selalu menderita oleh ulah spekulan bahan pangan, karenanya para spekulan dan penimbun pangan tersebut harus "disikat" oleh pemerintah, itulah kebijakan ekonomi (maaf kalau saya salah mendengar) Wijoyonomic".Tapi itu dulu...pernah begitu,…...........dan memang Badan Urusan Logistik (Bulog), dibentuk dengan tujuan agar para petani gurem terlindungi dari "rekayasa spekulan" yang menyebabkan terjadinya lonjakkan harga kedelai, padi dan jagung, saat musim tanam tiba, dan harga anjlok serendah-rendahnya saat musim panen tiba. Kemudian petani gurem, petani penggarap tinggal "gigit jari", lalu utang lagi, utang lagi, untuk membeli benih dan pupuk, sementara harga jual panennya tidak cukup untuk melunasi seluruh hutangnya alias "tekor". Kalau petaka seperti di atas justru terjadi di saat sekarang, maka Pak Ustads di kuliah Subuh berkata bahwa Rosul berpesan ; "kalau hari ini keadaannya lebih jelek dari hari kemarin,…maka mereka berada dalam keadaan merugi, seharusnya hari esok harus lebih baik dari hari ini, dan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Naah,…..saya makin terkejut, dengan ulah petani kedelai di Demak atau sekitarnya, yang membakar sendiri hasil panen kedelainya lantaran harga di pasaran yang cuma "enam ribu rupiah" per kilo, jauh di bawah dari ongkos produksinya. Jengkel dengan kenyataan ini, mereka tega membakar bahan pangan yang sedang langka di pasaran. Kejengkelan para petani dan masyarakat kecil pengkonsumsi kedelai (tahu dan tempe) memang harus segera diakhiri, tidak hanya dengan "kata-kata", akan tetapi dengan fakta dan realita, agar tetap "dapat dipercaya", dan sokur-sokur ada yang digugu dan ditiru !!Mudah-mudahan pak Polisi kita dapat menemukan lagi gudang-gudang penimbunan bahan pangan lain, sehingga tidak keduluan oleh ulah spekulan penimbun bahan pangan, dengan cara mengalihkan ke tempat persembunyian lain. Pengalaman saya di tahun 1967-1968 saat menjadi aktivis Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) komisariat SMA Negeri 1 Kediri, direkrut oleh pihak "yang berwenang saat itu", untuk bersama-sama mengikuti operasi penggeledahan gudang-gudang bahan pangan milik cukong spekulan/penimbun beras di kota Kediri. Hasil penggerebegan sungguh mengecewakan saya dan teman-teman avtivis KAPPI, karena tak sebutir beras pun ditemukan di dalam gudang pangan yang besar-besar itu. Hati saya dan teman-teman KAPPI serasa ter-"iris", melihat kenyataan di masyarakat sedang tidak ada beras (kalau ada harganya sedang melambung tinggi), sementara di gudang-gudang beras para cukong juga kosong. Mungkin rencana operasi ini sudah bocor (istilah teman saya "nggak bocor lagi, tapi sudah banjir), lalu disembunyikan dimana lagi beras-beras itu?.Inilah perang sesungguhnya, perang informasi yang realistik, seperti sehari sebelum anak saya maju ujian skripsi yang membahas tentang diplomasi publik, Saya katakan bahwa yang dimaksud "perang" tidak hanya kekuatan senjata dalam menganeksasi atau menduduki suatu negara berdaulat yang lain saja, akan tetapi diplomasi publik dapat pula diperankan sebagai alat "perang" yang handal di era global seperti sekarang.Tak seorangpun diantara kita di Indonesia, tahu adanya kemungkinan masalah mahalnya harga kedelai, gandum (terigu) serta jagung, juga menjadi alat diplomasi publik untuk menekan bangsa ini (ingat, Uni Sovyet berantakkan antara lain gara-gara diplomasi gandum dari AS dan Kanada). Apalagi situasi saat ini kondisi dalam negeri AS sedang menghangat, mengingat salah satu calon kandidat presiden dari partai Demokrat di Amerika Serikat (AS) ada yang bernama OBAMA, dan kebetulan seorang turunan kulit hitam yang pernah tinggal di Indonesia.Terkait dengan peristiwa 11 September 2001, diperlukan penciptaan musuh bersama AS di dunia internasional, dan terpilih kambing hitamnya bernama OSAMA bin Laden. Sungguh suatu keberuntungan bagi OBAMA, karena saat tinggal di Indonesia bersama orang tuanya, dirinya tidak pernah diajak sowan menemui Susuhunan Paku Buwono XI (raja di kasunanan Surakarta Hadiningrat), sehingga tidak memiliki peluang menerima gelar kebangsawanan Raden.Kalau hal itu terjadi maka nama sang kandidat akan berubah menjadi OBAMA bin Raden, yang dalam penjungkir-balikkan politik bisa diplesetkan menjadi OBAMA bin Laden, karena musuh nomor satu AS sudah pula langsung diganti namanya menjadi OSAMA bin Raden.Permainan informasi publik (baca diplomasi publik) seperti inilah yang tidak mengherankan saya, karena lemah dan rendahnya kualitas pendidikan atau pengetahuan tentang diplomasi publik itu sendiri (terutama untuk menjadi seorang diplomat sejati melalui jalur pertama duta besar atau staf duta besar yang memiliki kekebalan dan kewenangan diplomatik ) seperti yang dicontohkan oleh adanya kebijakan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur, atau di Arab Saudi?.Kalimat penutup tulisan ini sengaja saya beri "tanda tanya", mengingat hasil akhirnya kita semua juga belum tahu bagaimana aturannya /pengaturannya /mengaturnya, kok ada kejadian yang dianggap "aneh" terhadap perlakuan anak bangsa yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) paling tidak di dua negara tersebut.Mari kita bersabar dan bertawakal saja, alias mengikuti rasa hormat terhadap "azas praduga tak bersalah".Kalau kita masih percaya bahwa pemberdayaan seseorang juga ditentukan oleh fasilitasi pendidikan yang diterimanya, maka pendidikan anak bangsa memang menjadi pertaruhan masa depan bangsa itu sendiri, sehingga tidak selayaknya keberhasilan pembangunan pendidikan ditentukan oleh besaran kuantifikasi angka statistikal (seperti tingkat ketuntasan Angka Partisipasi Kasar Program Wajib Belajar Sembilan Tahun), melainkan oleh kualitas layanan yang diterima oleh setiap individu anak bangsa itu sendiri.TKI kita harus dibekali dengan kompetensi yang memberdayakan mereka dengan pendidikan yang berkualitas, bukan dengan pemerataan pendidikan seadanya, daripada tidak di didik.Persis seperti slogan yang menyakitkan hati saya (sebagai seorang Guru yang belum mau berhenti mendidik) "pokoknya sekolah sajalah, daripada tidak sekolah!.Ha?,........................ya ampuun hampir 68 tahun merdeka masih mendaruratkan pendidikan bangsanya??.Janganlah kita berpura-pura bodoh "seperti saat tempe (baca;kedelai)ditempo (ditimbun dalam gudang)" lalu dipindahkan ke tempat lain oleh penimbunnya, kemudian saat penggrebegan dilakukan, sang cukong penimbun justru bernyanyi ria dengan syair lagunya; " Oo...kamu ketahuan, ...mau nggrebek gudang,...tapi sayangnya kamu ...tak punya kemampuan,...untuk menangkap informasi,...karena gudang...sudah kukosongkan". Pak Polisi, jangan patah semangat...kalau "narkoba" yang beromset trilyunan rupiah mampu diobrak abrik sindikasinya, mengapa kedelai, terigu, jagung (yang notabene jauh lebih besar secara fisik dibanding narkoba) nggak bisa diobarak abrik sindikasi penimbunannya?.Walau realita yang lebih menyakitkan juga ada, seperti kayu glondong kan lebih besar dari bahan pangan, baik nilai rupiahnya maupun wujud fisiknya, tapi kok hutan belantara Kalimantan, Sumatera "gundul di tengah-tengahnya, akibat pembalakkan liar" nggak ketahuan dimana singgasana pelakunya ya?.Ayo kita bersama belajar dan belajar terus, agar menjadi hamba Tuhan yang "pinter, tapi tidak minterin (membodohin) bangsanya sendiri, tapi pinter memposisikan diri agar bermanfaat hidupnya untuk kemaslahatan hamba Tuhan yang lain.Amien.Cizantoeng, medio Januari 2008

26 Agustus, 2008

LAPORAN KRONOLOGIS PELAKSANAAN MUNAS II IKA UT

Munas II IKA UT dibuka pada Hari Senin Tanggal 25 Agustus 2008, oleh Rektor Universitas Terbuka Bp.Prof.DR.Atwi Suparman,M.Sc di Aula Sidang Wisma I Kampus UT Jakarta. MUNAS yang dihadiri oleh 27 dari 32 utusan IKA UT Wilayah dari seluruh Indonesia (karena masih ada 4 Wilayah lain yang IKA UT-nya belum terbentuk) berlangsung ramai, seru namun ternyata berakhir dengan lancar.
Diawali dengan Sidang pertama yang diahantarkan oleh Bp Pembantu Rektor III UT, kemudian membahas Susunan Acara dan Pengesahan Tata tertib Persidangan yang dipimpin langsung oleh Ketua IKA UT Pusat periode 2001-2005 dan 2006-2008 Bp.Drs Leles Sudaryanto,MM dan Sekretaris Ibu Sri Sumiati,SE,MM.
Pada tahap sidang kedua, seluruh peserta MUNAS II IKA UT bersepakat untuk memilih Ketua, Sekretaris dan Anggota Pimpinan Sidang, dan terpilih Bp.Drs.Darsana Setiawan,M.Si (Ketua IKA UT Jakarta) sebagai Ketua Sidang, sedangkan Bp.Habibul Badawi,S.IP (sekretaris IKA UT Mataram) sebagai sekretaris sidang serta Bp. Drs.Tri Mei R (Ketua IKA UT Banjarmasin) sebagai anggota. Pada sidang kedua yang dimulai dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pengurus IKA UT periode 2001-2005 yang kemudian dihantarkan oleh ketua sidang Bp. Drs. Darsana Setiawan,M.Si agar kiranya forum MUNAS II IKA UT tahun 2008 mewacanai Laporan Pertanggungjawaban tersebut tidak sekedar periode 2001-2005 akan tetapi sekaligus dapat memenuhi kondisi faktual bahwa periodesasi-nya telah berjalan sampai dengan tahun 2008, sehingga dapat bersinergi dengan kaidah AD/ART IKA UT. Esensi Laporan Pertanggungjawaban tersebut antara lain ; 1. Kepengurusan IKA UT di tingkat pusat tidak memiliki sumber dana formal (dana pemasukkan nol) 2. Sebagai akibatnya walaupun banyak kegiatan yang telah dilaksanakan, namun banyak pula kegiatan IKA UT yang tak dapat berjalan denga baik. 3. Pada dasarnya modal dasar kepengurusan hanyalah aset "nama IKA UT Pusat" saja.
Setelah melewati acara Pandangan Umum atas Laporan Pertanggungjawaban Pengurus yang begitu ramai dan semarak,semua penanggap dalam acara pandangan umum tersebut dapat menerima (yang beberapa diantaranya memberikan "catatan untuk perbaikan ke depan melalui penyempurnaan data kuantitatif" seperti Sdr. LukmanArsyad- Gorontalo, Sdr.Erwandi -Bangka Belitung, Sdr.Yuyun Rahmat- Banjarmasin, Sdr.Saiful H-Semarang,Sdr.Taufik-Kalbar, Sdr.Moh Toha-Solo, Sdr.Yusnan-Sumbar, Sdr.Pardosi-Yogyakarta, dan Sdr.Marzuki-Palu). Pada akhirnya sidang dapat menerima laporan pertanggungjawaban Pengurus Pusat IKA UT periode 2001-2005 dan periode 2006-2008 dengan suara bulat, demi penyelamatan organisasi IKA UT Pusat, sehingga terbitlah Surat Keputusan Pimpinan Sidang tentang hal tersebut (silahkan lihat di kolom produk Munas II IKA UT 2008).
Sidang Tahap Ketiga, diawali dengan pembagian kelompok untuk Sidang (rapat) Komisi Organisasi dan Komisi Program, yang kemudian dilanjutkan dengan Penyampaian paparan hasil Rapat Komisi. Sidang Pleno MUNAS II IKA UT secara aklamasi dapat menerima seluruh hasil Rapat Komisi Program, sedangkan paparan dari pimpinan Rapat Komisi Organisasi memperolah beberapa tanggapan dari peserta Sidang Pleno. Pimpinan Sidang menegaskan bhawa ada perubahan mendasar dari AD/ART IKA UT Pusat paling tidak tentang 2 hal yaitu : 1. Periodesasi kepengurusan IKA UT berlangsung selama 5 tahun (berlaku surut sejak ditetapkan) 2. Susunan Kepengurusan IKA UT Pusat mengalami perobahan diawali dengan a). Ketua Umum, b).Ketua-ketua Bidang(tujuh) yang dibantu oleh masing-masing 2 Ketua Sub Bidang, c).Sekretaris Jenderal dan wakil Sekretaris Jenderal, d).Bendahara Umum dan Wakil Bedahara. Ternyata secara aklamasi seluruh peserta sidang pleno menyetujui sehingga lahirlah Surat Keputusan Penetapan hasil Sidangnya (Lihat Lampiran pada kolom Produk Munas II IKA UT)
Setelah masa jeda dicabut oleh Pimpinan Sidang, maka Sidang Pleno Tahap Keempat, dimulai kembali dengan acara Penetapan Demisioner Pengurus Pusat IKA UT Periode 2001-2005 dan 2006-2008, kemudian dilanjutkan dengan Penyampaian dan Penjelasan Tata Cara Pemilihan Ketua Umum IKA UT, yang dibacakan langsung oleh Sekretaris Sidang Pleno.
Muncul usulan dari mantan Sekretaris IKA UT periode 2001-2005 dan 2006-2008 agar Pimpinan Sidang Pleno diganti dengan yang lain dengan alasan Pimpinan Sidang tidak memiliki kewenangan berperan sebagai Panitia Pemilihan Ketua IKA UT. Ternyata seluruh peserta MUNAS II IKA UT menolak usulan mantan sekretaris IKA UT tersebut dengan argumentasi bahwa mantan sekretaris IKA UT yang sudah demisioner TIDAK MEMILIKI OTORITAS MENGATUR JALANNYA PERSIDANGAN PLENO MUNAS II IKA UT, DAN SELURUH PESERTA SIDANG PLENO MENSEPAKATI PIMPINAN SIDANG SEKALIGUS BERPERAN SEBAGAI PANITIA PEMILIHAN KETUA IKA UT PUSAT PERIODE 2008-2013 mendatang.
Ternyata setelah melalui perdebatan panjang tentang “azas musyawarah dan mufakat” yang ada di dalam AD/ART, secara aklamasi peserta sidang pleno yang berasal dari Pengurus Wilayah IKA UT mensepakati Pengusulan Calon Ketua UMUM IKA UT dan muncullah 3 nama calon Ketua IKA UT PERIODE 2008-2013 yaitu ;
Ir Eko Maulana Ali,SAP,MSc (Gubernur Bangka Belitung)
Drs. Leles Sudaryanto,MM
(Mantan Ketua IKA UT Pusat dan seorang interpreuner)
Drs.Darsana Setiawan,M.Si (Ketua IKA UT Jakarta dan Dosen UIN Jakarta).
Sidang pleno akhirnya diskors dan memberikan kesempatan kepada ketiga calon Ketua IKA UT Pusat untuk melakukan musyawarah dan mufakat menentukan Ketua IKA UT Pusat Periode 2008-2013 serta berperan sebagai fomatur untuk menyusun Pengurus Pusat IKA UT Periode 2008-20013.
Hasil kesepakatan dari musyawarah tim formatur akhirnya dibacakan langsung oleh salah satu anggota formatur yang sekaligus adalah Pimpinan Sidang Pleno Munas II IKA UT 2008, sebagai berikut;
Ketua Umum : Ir.Eko Maulana, SAP,MSc
a.Ketua Bidang Pengembagan Teknologi dan Informasi : Drs.Darsana Setiawan,MSi
b.Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan : Sri Suniyati,SE,MM
c.Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri : AA Kustia,SE
d.Ketua Bidang Advokasi dan Sosialisasi : Drs.Marino,M.Si
e.Ketua Bidang PengembanganSDM : Tabhita Sri Hartini,SSi,M.Si
f.Ketua Bidang Penelitian Pengembangan dan Konsultasi :Drs.MD.La Ode,M.Si
g.Ketua Bidang Fasilitasi Usaha : Dra.Lince Siahaan,M.Si
Sekretaris Jenderal : Drs. Leles Sdaryanto,MM
Wakil Sekretaris Jenderal : Drs. Khayatun,M.Si
Bendahara Umum :
Wakil Bendahara Umum :
Setelah hasil musyawarah mufakat Tim Formatur dsampaikan langsung di hadapan peserta MUNAS II IKA UT, kemudian langsung dibacakan pula Surat Keputusan tentang Penetapan Pengurus Pusat IKA UT periode 2008-2013 (lihat lampiran, pada kolom Produk Munas IKA UT 2008).
Sesuai AD/ART IKA UT yang telah disyahkan, maka acara dilanjutkan dengan Pelantikan Pengurus Pusat IKA UT periode 2008-2013 oleh Rektor UT Bp.Prof.DR. Atwi Suparman,M.Sc dan dilanjutkan dengan pidato (sebagai pengukuhan pengurus) oleh Rektor UT.
Penutup acara MUNAS II IKA UT 2008 diakhiri dengan ucapan selamat bekerja oleh seluruh jajaran pimpinan Universitas Terbuka dimulai dari Rektor UT, kemudian dilanjutkan dengan ucapan selamat dari para peserta MUNAS II IKA UT 2008 dari seluruh Indonesia.
Sungguh suatu kerja MUNAS yang luar biasa padatnya, mengingat seluruh rangkaian acaranya baru bisa dimulai setelah pukul 10.00 wib dan harus sudah berakhir sebelum pukul 19.00 wib, dan ditengah-tengah waktu pelaksanaannya ada jeda istirahat, sholat dan makan siang serta isitirahat sore. Hanya dengan kerjasama yang sangat baik dari seluruh peserta MUNAS II IKA UT, Pimpinan Sidang Pleno dan Panitia Pelaksana serta Rektor maupun semua jajaran pimpinan Universitas Terbuka , maka acara ini berlangsung lancar dan sukses! . Terima Kasih.
(dars-25-08-08).
KOMENTAR :
Assalamu 'alaikum Wr. Wb. Selamat siang Bpk. Darsana

Saya peserta MUNAS IKA UT kemarindari Jember. semoga Bpk masih ingat ya
Untuk melengkapi laporan kami sangat membutuhkan data Pengurus Pusat IKA-UT terpilih, beserta SK dan hasil-hasil keputusan MUNAS kemarin. Mohon bantuannya untuk bisa kami dapatkan copy nya
Maturnuwun
Wassalamu 'alaikum Wr.Wb
Achmad Arifin, SEKR IKA-UT Jember
2008 Agustus 29 12:48

Yth Bapak Ahmad Arifin,SE
dari IKA UT Jember Jatim.
Trims atas masukkannya, dan susunan pengurus hasil kerja formatur sudah saya muat di dalam blog ini. Silahkan dilihat.
Tolong informasikan hal lain tentang MUNAS kita yang lalu kepada kami. TK
Salam dari Jakarta.

Darsana Setiawan. 31 Agustus 2008 di upload pkl 14.48.00 wib

17 Agustus, 2008

BERITA PERSIAPAN MUNAS II UT

Acara Munas IKA UT Pusat, Insya'Allah dilaksanakan pada Hari Senin, tanggal 25 Agustus 2008. Sebagai Peserta : PENGURUS IKA UT Wilayah sesuai dengan UPBJJ, yaitu perwakilan dari 37 IKA UT WILAYAH serta Peserta Peninjau dari para alumni UT.
Sesuai dengan AD dan ART IKA UT, maka tidak semua alumni bisa sebagai PESERTA, tiap wilayah diwakili oleh 2-3 peserta.
Untuk IKA UT Wilayah Jakarta, akan diwakili oleh : Drs. DARSANA SETIAWAN (Ketua IKA UT Jakarta); J Triwiyanto, SE (Sekretaris IKA UT Jakarta; dan Dra Endang Pudjo (Bendahara IKA UT Jakarta).
Bagi para Alumni UT yang tinggal di DKI Jakarta, dapat berpartisipasi dengan mengisi Biodata Alumni kemudian menyiapkan biodata sebagai acuan bagi Ketua Terpilih untuk dapat menyusun personil kepengurusan periode 2008-2012. Biodata tersebut dapat dikirim via email ke cri_tri@telkom.net atau fax 021-8403659 (kantor Bp Leles - Ketua IKA UT PUSAT 2001-2005) atau kantor J. Triwiyanto : 021-8808547) selaku sekretaris IKA UT Jakarta.
Bagi para alumni yang ingin berpartisipasi dalam memberikan bantuan dana untuk kegiatan munas maupun untuk pengurus terpilih dapat mengirimkan dananya ke BENDAHARA PANITIA MUNAS II IKA UT, yaitu di Rekening BANK MANDIRI Cabang Bekasi Taman Galaksi No. Rek. 156-00-0169714-5 an. WIDIASTUTI, SE. Konfimasi pengiriman ke email cri_tri@telkom.net (triwiyanto, IKA UT JAKARTA)