17 Februari, 2008

AKAD BANGSA MERDEKA

Akad dalam bahasa aslinya (Arab) berarti ikatan, dan demikian pula makna dalam bahasa Indonesia. Semisal Akad nikah, artinya mengikatkan diri melalui suatu statement (janji) di hadapan Allah dan disaksikan oleh Penghulu serta Wali nikah, bahwa dirinya tunduk/terikat dengan seluruh ketentuan pernikahan yang mengaturnya.Bangsa ini sudah bertekad bulat untuk melakukan Akad (mengikat diri) untuk menjadi bangsa Indonesia yang Merdeka, dengan pernyataan (Proklamasi) yang dibacakan atas nama bangsa Indonesia oleh Soekarno-Hatta, tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Setiap tanggal 17 Agustus, kita memperingati hari ulang tahun pernyataan Akad (ikrar/ proklamasi) sebagai bangsa Merdeka, tentu dengan doa dan harapan hari esok lebih baik dari hari ini. Itu pula sebabnya sebagai bagian dari bangsa merdeka, sekaligus sebagai hamba Tuhan, kita wajib mencerdasi keadaan dengan senantiasa berupaya untuk menjaga, memelihara dan mengisi secara positif perjalanan panjang pernyataan Akad kita.
Dalam situasi bangsa kita sedang prihatin seperti sekarang, janganlah berperilaku dan berpenampilan seperti "NGOBONG-OBONG DAMI MONGSO KETIGO" (membakar-bakar jerami dimusim panas!), karena hal itu dapat diartikan sebagai upaya untuk MEMBAKAR dan atau mengingkari pernyataan akad bangsa.Jiwa atau Qolbu yang sehat dan kuat dari seseorang, akan senantiasa berupaya "memberi" (termasuk memberi solusi) untuk kebaikan sesama bangsanya, dan tidak selalu "meminta" atau menuntut dan menuntut serta menuntut tiada henti.Bagaimanapun tangan di atas (yang memberi) itu tetap lebih baik dibanding tangan di bawah (yang meminta), itulah esensi tuntutan agama (Islam) yang mayoritas dipeluk bangsa kita.
Ternyata......John F Kennedy (mantan presiden AS), memang lebih dikenal dengan warisan wasiatnya yang berbunyi, "Janganlah engkau bertanya kepada negara tentang apa yang engkau peroleh, tapi bertanyalah terlebih dahulu kepada dirimu tentang apa yang telah engkau berikan kepada bangsa dan negaramu", dan ucapan itu memang sangat Islami.
Lho kok?.

Jakarta, medio tengah Februari, 2008. Darsana Setiawan.

Tidak ada komentar: